Ir – Iradiasi

Irradiated (Ir) atau perlakuan dengan radiasi .
Tindakan ini tidak mengubah struktur kristal utama batu , tetapi mengubah pusat warna (pusat warna) di dalam kisi atom, menghasilkan warna baru atau mempertegas warna alami.

Berikut versi resmi dan lengkap GLI Lab Indonesia , mencakup proses ilmiah, batu-batu yang sering diradiasi, metode deteksi laboratorium, stabilitas warna, nilai pasar, dan filosofi kejujurannya.


⚛️ Ir – Iradiasi (Perlakuan Radiasi)

Perubahan Warna Batu Permata Akibat Penyuaran Energi Tinggi

(Kode GLI Lab Indonesia)


1. Definisi Ilmiah

Irradiated (Ir) adalah perlakuan pada batu permata alami yang disinari dengan partikel energi tinggi seperti elektron, neutron, atau sinar gamma (γ-ray) untuk mengubah pusat warna elektron (color center) di dalam kisi kristal batu.

Radiasi tidak menambah unsur kimia baru , tetapi pergeseran elektron dalam kisi kristal , menyebabkan perubahan pada penyerapan cahaya — sehingga warna batu berubah atau menjadi lebih kuat.

Label resmi GLI Lab:
“Ir – Irradiated (Warna Ditingkatkan oleh Radiasi).”


2. Prinsip Ilmiah Singkat

Dalam gemologi, “warna” muncul karena adanya pusat warna (situs cacat) yang mengontrol cara batu menyerap cahaya.
Ketika batu disinari energi tinggi:

  • Elektron dalam kisi berpindah posisi.
  • Terbentuk kekosongan anion (lubang elektron) .
  • Pusat warna baru terbentuk (misalnya pada kuarsa, topas, berlian).

Warna hasil radiasi stabil sebagian besar waktu , tetapi beberapa jenis batu memerlukan pemanasan ringan pascaradiasi (anil) agar warnanya permanen.


3. Batu Permata yang Umum Mengalami Perlakuan Iradiasi


A. Topaz (Biru) – Kasus Paling Umum

🟦 Blue Topaz adalah contoh paling terkenal dari batu hasil iradiasi.

Proses:

  1. Topaz bening (tidak berwarna) disinari dengan:
    • Sinar gamma (Co-60) → menghasilkan warna biru muda ( Biru Langit ).
    • Elektron cepat (berkas elektron) → warna lebih tua ( Swiss Blue ).
    • Neutron (reaktor nuklir) → warna paling gelap ( London Blue ).
  2. Setelah radiasi, topaz biasanya dipanaskan ringan (100–200°C) untuk menstabilkan warna.

🧪 Ciri-ciri di Laboratorium GLI Lab:

  • Warna biru sangat seragam (tidak ada zonasi).
  • Tidak ada perubahan struktur inklusi (berbeda dengan batu berpemanas).
  • Deteksi radiometri (uji aktivitas sisa) memastikan keamanan.
  • Label GLI Lab: “Topaz – Diradiasi dan Dipanaskan (Biru Langit/Swiss/London).”

💡 Catatan Etika:
Blue topaz aman secara radiasi karena disimpan hingga aktivitas nuklirnya turun ke tingkat aman sebelum dipasarkan.
Proses ini diterima secara etika internasional bila diungkapkan dengan jelas.


B. Berlian (Berlian)

💎 Berlian berwarna hijau, biru, atau cokelat tua terkadang merupakan hasil radiasi buatan.

Proses:

  • Berlian alami disinari elektron atau neutron → terbentuk pusat warna (N–V, GR1, H3, H4).
  • Warna yang dihasilkan:
    • Hijau (pusat GR1)
    • Biru regresi (N3 + H3)
    • Cokelat/kehitaman (kisi cacat).
  • Kadang-kadang dilanjutkan dengan pemanasan untuk menstabilkan warna (proses kombinasi Irradiated + Annealed ).

🧪 Ciri-ciri di Laboratorium GLI Lab:

  • Zona warna tidak alami: hanya di permukaan (permukaan cincin hijau).
  • Spektrum serapan GR1 (741 nm) khas radiasi.
  • Tidak ada pertumbuhan alami pada zona warna.
  • Label GLI Lab: “Berlian – Diradiasi (Hijau / Biru) dan Dianil.”

C. Quartz (Smoky, Citrine, Green, dan Ametrine)

🪶 Kuarsa sangat sensitif terhadap radiasi.

1. Kuarsa berasap

  • Warna abu-abu sampai hitam terbentuk karena radiasi alami di alam (terkadang diperkuat secara buatan).
  • Kadang-kadang kuarsa bening diradiasi untuk meniru smoky alami.
  • Label GLI Lab: “Kuarsa – Teriradiasi (Jenis Berasap).”

2. Citrine Buatan

  • Banyak citrine di pasaran berasal dari batu kecubung yang dipanaskan ,
    namun sebagian berasal dari kuarsa bening yang diradiasi lalu dihangatkan ringan.
  • Label GLI Lab: “Kuarsa – Diradiasi dan Dipanaskan (Jenis Citrine).”

3. Kuarsa Hijau (Prasiolite)

  • Warna hijau lembut sering diperoleh dari iradiasi + pemanasan amethyst .
  • Label: “Kuarsa – Diradiasi dan Dipanaskan (Prasiolit).”

D. Beryl (Kuning, Emas, dan Emas Muda)

🌿 Beberapa varietas beryl (terutama golden beryl atau heliodor ) dapat diperkuat warnanya dengan radiasi gamma.

  • Warna alami kuning pucat menjadi lebih jenuh setelah iradiasi.
  • Kadang disertai pemanasan ringan agar warna stabil.
  • Label: “Heliodor – Disinari (Warna Ditingkatkan).”

E. Turmalin

🌈 Beberapa turmalin hijau atau turmalin merah muda-coklat diperindah warnanya dengan radiasi elektron.

  • Ion Mn²⁺ berubah sebagian menjadi Mn³⁺ → memperkuat rona merah muda.
  • Warnanya cenderung stabil, tapi tidak selalu permanen di bawah sinar UV kuat.
  • Label: “Turmalin – Diradiasi (Warnanya Ditingkatkan).”

F. Pearl (Mutiara)

⚪ Kadang-kadang mutiara air tawar diradiasi untuk memperdalam warna abu-abu atau biru metalik.

  • Warna berasal dari radiasi radiasi dengan unsur Mn dan organik pada lapisan nacre.
  • Label GLI Lab: “Mutiara – Diradiasi untuk Memperdalam Warna.”

4. Metode Deteksi di GLI Lab

MetodeIndikator Perlakuan Iradiated
Mikroskop 60–120×Warna terlalu seragam, tidak ada zona pertumbuhan alami.
UV–Vis–NIRPita serapan pusat warna khas (GR1, N3, 595 nm, dll).
FTIRTidak ada perubahan struktur kristal (berbeda dengan pemanasan).
Raman / FotoluminesensiSinyal GR1, H3, atau N–V (berlian).
Radiometrik / DosimeterMengecek aktivitas sisa radiasi (harus nol sebelum disertifikasi).

5. Stabilitas Warna

BatuStabilitasCatatan
Batu topasSangat stabil (warna permanen)Aman untuk penggunaan jangka panjang.
BerlianStabil kecuali warna hijau permukaan (mudah pudar).Disarankan tidak terkena sinar UV lama.
KuarsaUmumnya stabil, tetapi hijau/prasiolit bisa pudar bila dipanaskan.
BerilStabil jika tidak terkena sinar langsung terlalu lama.
MutiaraWarna dapat memudar di udara laut atau pembersih kimia.

6. Nilai dan Etika Gemologi

  • Perlakuan iradiasi diterima secara etika internasional selama:
    1. Batu alami , bukan sintetis.
    2. Prosesnya diungkapkan dengan jelas dalam laporan .
    3. Tidak ada aktivitas radioaktif sisa pada batu.
  • Batu iradiasi bernilai lebih rendah dibandingkan batu alami tanpa perawatan,
    tetapi tetap tergolong permata alami , bukan ditiru.

📋 Contoh Label GLI Lab:

  • Topaz – Alami, Teradiasi (Warna Biru Ditingkatkan).
  • Berlian – Alami, Iradiasi dan Anil.
  • Kuarsa – Teriradiasi (Jenis Berasap)

7. Perbandingan Ir vs H (Dipanaskan)

AspekIradiasi (Ir)Dipanaskan (H)
Energi yang digunakanPartikel radiasi/sinar gammaPanas (200–1900°C)
Perubahan kimiaPusat warna (elektronik)Oksidasi / difusi logam
Efek utamaWarna berubah, kejernihan tetapWarna & kejelasan meningkat
Deteksi labSpektrum GR1, N3, Mn³⁺Silk meleleh, warna homogen
Nilai etikaDiterima jika diungkapkanDiterima luas

8. Filosofi GLI Lab – “Cahaya dari Energi Tak Terlihat”

Dalam pandangan GLI Lab, iradiasi bukan manipulasi, melainkan percakapan antara cahaya dan materi.
Energi tak terlihat menembus kristal, menggugah elektron di dalamnya untuk menari,
dan dari tarian itu lahirlah warna baru — bukti bahwa alam masih bisa diajak bicara lewat ilmu pengetahuan.

“Batu yang disinari tidak kehilangan jiwa,
karena warna sejati bukan ditentukan oleh asal,
melainkan oleh cahaya yang berani menembusnya.”

— GLI Lab Indonesia ⚛️


Kode GLI Lab Resmi:
Ir – Irradiated (Color Enhanced by Radiation)
(Batu alami yang warnanya diperkuat melalui penyalinan energi tinggi secara terkendali dan aman.)

Dengan pengalaman lebih dari puluhan tahun di industri batu permata , Muchlis Kumar K PG (IGS-USA) adalah seorang Gemologist Profesional bersertifikat dari International Gem Society (IGS), USA . Beliau berkomitmen memberikan standar analisis dan sertifikasi batu permata yang akurat, transparan, dan berintegritas tinggi untuk memastikan setiap batu permata yang diperiksa memiliki nilai dan keaslian yang dapat dipertanggungjawabkan. Kami menggunakan teknik pemeriksaan ilmiah terkini dan peralatan berteknologi modern berstandar internasional , guna memastikan hasil identifikasi batu permata yang presisi, obyektif, dan terpercaya .

Post Comment