Heated (a)
Berikut penjelasan lengkap, ilmiah, dan versi resmi GLI Lab Indonesia mengenai kode H(a) — atau Heated with Additive Element (Pemanasan dengan Elemen Tambahan) .
Kode ini digunakan untuk batu permata yang dipanaskan secara bersamaan dengan penambahan unsur kimia tertentu untuk mengubah warna, memperbaiki kejernihan, atau meniru varietas langka secara optik.
H(a) – Dipanaskan dengan Elemen Aditif
Pemanasan dengan Elemen Tambahan / Perlakuan Termo-Kimia Batu Permata
(Kode GLI Lab Indonesia)
1. Definisi Ilmiah
H(a) adalah singkatan dari Heated with Additive Elements , yaitu pemanasan batu permata yang disertai penambahan bahan kimia aktif (seperti berilium, titanium, kromium, besi, atau nikel) agar unsur-unsur tersebut menyusup sebagian ke dalam struktur batu dan mengubah warna alami secara permanen.
Berbeda dengan H (Heated) yang hanya memakai panas murni,
H(a) mencakup reaksi difusi unsur (difusi kimia) di bawah suhu tinggi, antara 1600–1900°C.
Label resmi GLI Lab:
“H(a) – Dipanaskan dengan Elemen Aditif / Diperlakukan Difusi.”
2. Tujuan Perlakuan
- Hasilnya adalah warna baru yang tidak dimiliki batu aslinya.
- Memperkuat warna alami yang terlalu pucat.
- Menyamarkan zona warna atau ketidaksempurnaan.
- Meningkatkan nilai komersial batu kualitas menengah.
Proses ini sering disebut juga “perlakuan difusi” , karena unsur kimia dari luar berdifusi (menyusup) ke lapisan permukaan kristal selama pemanasan.
3. Proses dan Prinsip Kimia
Selama pemanasan ekstrem, elemen warna ( kromofor ) dari bahan tambahan masuk ke dalam kisi kristal batu, menggantikan sebagian atom pada struktur aslinya.
Contoh:
- Be (berilium) menembus kisi korundum, menghasilkan warna jingga keemasan pada safir.
- Ti dan Fe membentuk kombinasi warna biru pada safir pucat.
- Cr (kromium) memberi warna merah keungu-unguan pada batu pucat atau sapphire incolor.
Kedalaman difusi biasanya hanya 0,05–0,3 mm , tapi efek optiknya kuat dan sering tampak seperti warna alami.
4. Batu Permata yang Umum Mengalami H(a)
A. Safir (Korundum Biru, Kuning, Jingga, dan Padparadscha)
🟦 Batu yang paling sering mengalami H(a) .
1. Safir Terdifusi (Difusi Berilium)
- Mulanya safir berwarna pucat, kuning, atau tak berwarna.
- Dipanaskan ±1750°C dengan berilium (BeO) ,
menghasilkan warna jingga, oranye, pink padparadscha , atau biru keunguan. - Warna yang terdifusi menembus lebih dalam dibandingkan difusi Ti/Fe,
sehingga sulit dibedakan tanpa analisis laboratorium yang canggih.
🧪 Deteksi di GLI Lab:
- Mikroskop: zona warna di sekitar permukaan faset (halo difusi).
- UV–Vis: pola penyerapan tidak alami untuk korundum biasa.
- LA–ICP–MS / EDXRF: konsentrasi berilium tinggi pada lapisan luar (≤0.2 mm).
- FTIR: muncul puncak khas Be–O.
- Label GLI Lab: “Safir Alami – Dipanaskan dengan Difusi Be (H(a)).”
2. Difusi Ti–Fe (Peningkatan Biru)
- Pada sapphire kuning pucat atau hijau muda, pemanasan dengan tambahan Fe dan Ti memperkuat warna biru.
- Warna terbentuk hanya di permukaan luar.
- Tidak stabil bila batu di-repolish (warna bisa berkurang).
🧪 Ciri Lab:
- Lapisan biru tipis di tepi permukaan batu.
- Bagian dalamnya tetap digambar bila diamati dengan mikroskop imersi.
- Label GLI Lab: “Safir – Permukaan Terdifusi (H(a)).”
B. Ruby (Korundum Merah)
- Kadang ruby pucat atau merah muda dipanaskan bersama unsur Cr atau Fe , untuk memperdalam warna merah.
- Efeknya lebih halus dibandingkan safir.
- Dalam beberapa kasus, Pb–B–Si (fluks kaca timbal) juga menembus celah → disebut rubi komposit , tetapi jika tujuannya hanya pewarnaan ringan, termasuk H(a).
🧪 Ciri GLI Lab:
- Lapisan warna lebih pekat di sekitar permukaan faset.
- Tidak ada difusi ke bagian dalam.
- Label: “Ruby – Dipanaskan dengan Unsur Aditif (H(a)).”
C. Spinel (MgAl₂O₄)
- Dalam penelitian eksperimental, spinel cetak kadang-kadang diberi perlakuan dengan difusi Co atau Cr untuk menambah warna biru atau merah muda.
- Namun, sangat jarang di pasar komersial karena struktur spinel sulit ditembus ion asing.
- Label GLI Lab (jika terdeteksi): “Spinel – Co Diffused (Eksperimental H(a)).”
D. Topaz dan Chrysoberyl
- Kasus yang jarang terjadi: beberapa topaz dipanaskan dengan bahan tambahan logam transisi untuk menghasilkan efek warna baru, namun tidak stabil dan mudah luntur.
- GLI Lab hanya mencatat jika bukti kimia jelas.
- Label: “Topaz – Dipanaskan dengan Difusi Logam (H(a)).”
5. Metode Deteksi GLI Lab
| Metode | Indikator Utama |
|---|---|
| Mikroskop 60–120× | Lapisan warna permukaan (diffusion rim) atau “halo” di sekitar inklusi. |
| Pengamatan Sel Imersi | Warna hanya di pinggir batu; pusat lebih pucat. |
| EDXRF / LA-ICP-MS | Peningkatan konsentrasi Be, Ti, Fe, Cr di lapisan luar. |
| FTIR dan UV-Vis | Pola penyerapan ion logam tambahan. |
| Pemetaan Raman | Distribusi kromofor tidak homogen dari tepi ke tengah. |
6. Stabilitas dan Etika
- Warna hasil H(a) umumnya permanen selama batu tidak dipol ulang.
- Namun tidak termasuk perlakuan alami , karena ada campur tangan kimia.
- Dalam standar etika GLI Lab, batu H(a) tetap dikategorikan sebagai Batu Permata Alami (diolah) , bukan sintetis, asalkan batu tersebut berasal dari alami.
Prinsip etika GLI Lab:
“Selama perlakuan dijelaskan dengan jujur, nilai ilmiahnya tetap baik.”
7. Nilai Pasar
- Batu H(a) bernilai lebih rendah dibandingkan H (Heated) dan jauh di bawah NH (No Heat) .
- Namun masih tersedia luas karena warnanya stabil dan menarik.
- Contoh: Padparadscha Be-Diffused Sapphire tetap dicari kolektor karena tampilannya unik.
8. Contoh Label Sertifikat GLI Lab
- Safir Alami – Dipanaskan dengan Difusi Berilium (H(a))
- Safir Alami – Permukaan Difusi Ti/Fe (H(a))
- Ruby Alami – Dipanaskan dengan Elemen Aditif (H(a))
- Spinel – Co Diffused (Eksperimental H(a))
9. Filosofi GLI Lab – “Warna yang Diajar oleh Api”
Dalam pandangan GLI Lab, H(a) bukan hanya reaksi kimia — ia adalah kisah tentang bagaimana manusia belajar membantu menciptakan warna yang belum sempat lahir.
Batu yang dipanaskan bersama unsur tambahan bukan berarti palsu,
melainkan contoh interaksi antara sains, seni, dan rasa ingin tahu manusia terhadap keindahan mineral.
Namun, kebenaran tetap harus diungkapkan, karena warna yang indah tanpa kejujuran hanyalah ilusi optik.
“Api mengajarkan batu untuk berubah, tetapi hati manusia yang menentukan seberapa jujur kita menyebutnya indah.”
— GLILab Indonesia
Kode GLI Lab Resmi:
H(a) – Heated with Additive Element (Diffusion Treated)
(Batu alami yang dipanaskan dengan unsur tambahan untuk meningkatkan warna.)
Post Comment