CE (Clarity Enhancement)
CE (Peningkatan Kejelasan)
Perlakuan Peningkatan Kejernihan Batu Permata
1. Definisi
Clarity Enhancement (CE) adalah istilah umum untuk setiap perlakuan yang bertujuan memperbaiki kejernihan (clarity) batu permata dengan mengisi retakan, celah, atau rongga mikro menggunakan bahan transparan seperti minyak, resin, kaca, atau flux.
Tujuannya:
- Menyamarkan inklusi dan retakan,
- Meningkatkan transparansi dan kilau,
- Membuat batu tampak lebih bersih secara visual.
Kode “CE” digunakan secara internasional oleh laboratorium sepertiGIA, SSEF, GRS, dan CIBJO, dan diterima juga olehGLI Lab Indonesia.
2. Prinsip Dasar
Tindakan ini tidak mengubah struktur kimia batu secara menyeluruh , tetapi mengisi ruang kosong di dalam batu .
Jenis bahan pengisi tergantung pada jenis batu dan tujuan perbaikan.
Bahan umum:
- Minyak alami (minyak alami) — minyak kayu cedar, minyak mineral.
- Resin / Polimer sintetis — epoksi, Opticon, resin polimer.
- Kaca (kaca timbal) — kaca timbal, kaca borat.
- Flux (cairan fusi) — pada proses pemanasan ruby.
3. Jenis-Jenis CE Berdasarkan Bahan
- Oil Filling (Oiling)
Pengisian dengan minyak alami, biasanya bening.
→ Umum pada Zamrud (Zamrud) . - Pengisian Resin / Polimer
Pengisian dengan resin sintetis untuk retakan lebih besar.
→ Umum pada kualitas Emerald, Ruby, dan Jadeite B. - Glass Filling / Lead Glass Filling (LGF)
Retakan diisi kaca timbal dengan indeks bias mendekati batu.
→ Umum pada Ruby kualitas menengah ke bawah. - Flux Healing (H(c))
Pada ruby: dipanaskan bersama bahan flux; diambil kembali tertutup oleh lelehan flux yang menjadi “jembatan.”
→ Dikenal sebagai penyembuhan dengan bantuan fluks.
4. Batu Permata yang Umum Mengalami CE
A. Zamrud (Zamrud)
- Batu paling sering mengalami CE karena banyak fissure alami dari proses geologi.
- Minyak cedar (natural oil) digunakan untuk mengisi celah agar batu tampak lebih jernih.
- Kadang-kadang diganti resin sintetis untuk hasil lebih permanen.
- Tingkat CE dinilai:
- Minor – hanya sedikit pengisiannya, hampir tidak terlihat.
- Sedang – beberapa retakan utama terisi.
- Signifikan – banyak retakan terisi; efek optik jelas.
🧪 Deteksi Lab GLI:
- FTIR: puncak organik (C–H) dari minyak/resin.
- Mikroskop: retakan dengan pantulan “warna pelangi” atau “efek serpihan.”
- UV: resin fluoresensi khas pada fisura.
- Label GLI Lab: “Emerald – Diolah dengan Minyak (Minor/Sedang/Signifikan)”
“Emerald – Kejernihan Ditingkatkan (Resin).”
B. Ruby (Korundum Merah)
- Banyak ruby dari Tanzania, Thailand, dan Mozambik mengalami CE.
- Retakan diisi dengan fluks atau kaca timbal (kaca timbal) .
- Kadang-kadang disebut “Composite Ruby” bila volume kaca tinggi.
- CE membuat batu tampak lebih jernih namun tidak stabil terhadap panas & bahan kimia.
🧪 Deteksi Lab GLI:
- Mikroskop: retakan dengan “gelembung udara,” “warna pelangi,” atau “garis batas kaca.”
- FTIR & Raman: spektrum borosilikat (Pb–O).
- SG menurun karena campuran kaca.
- Label GLI Lab: “Ruby – Kaca Timbal Terisi (Kejernihan Ditingkatkan).”
C. Sapphire (Korundum Biru)
- Umumnya hanya mengalami pemanasan (H),
tetapi beberapa safir kualitas rendah juga diisi kaca (LGF) untuk memperbaiki retakan permukaan. - Perlakuan jarang digunakan pada sapphire kelas permata-grade tinggi.
Label GLI Lab:
“Safir – Kaca Terisi (Kejernihan Ditingkatkan).”
D. Diamond (Berlian)
- Berlian bisa di- laser dibor lalu direbut kembali diisi resin transparan untuk menyamarkan titik hitam (inklusi).
- Proses ini mengubah kejelasan tingkat secara visual , tetapi tetap harus dilaporkan.
Label GLI Lab:
“Berlian – Dibor Laser dan Diisi Retakan.”
E. Jadeite
- Giok kualitas rendah kadang diputihkan lalu diisi resin (Tipe B).
- Termasuk bentuk CE karena pengisian mempengaruhi kejernihan dan daya tembus cahaya.
- Label GLI Lab: “Jadeite Jade – Tipe B (Diputihkan dan Diimpregnasi Polimer).”
F. Kuarsa, Topaz, & Spinel
- Jarang dilakukan CE, namun kuarsa dengan retak besar kadang diisi resin untuk keperluan dekoratif (bukan kualitas permata).
- Topaz dan spinel biasanya tidak di-CE karena retakannya jarang terbuka.
5. Dampak terhadap Nilai
- Nilai turun signifikan dibandingkan batu alami tanpa CE.
- CE hanya meningkatkan tampilan visual, bukan kualitas internal asli.
- CE dengan minyak alami (misal emerald minor oil) masih diterima secara etika,
namun ruby yang diisi kaca bernilai jauh lebih rendah. - CE dengan resin atau kaca memerlukan perawatan khusus — tidak tahan panas, asam, atau pembersih ultrasonik.
6. Deteksi di Laboratorium GLI Lab
GLI Lab menggunakan metode kombinasi:
- Mikroskop 60× – 120×: pantulan warna pelangi pada fisura.
- Spektrometer FTIR: mendeteksi resin/minyak organik.
- Spektroskopi Raman: mengidentifikasi senyawa kaca borosilikat.
- UV–Vis: kadang menunjukkan perubahan absorpsi di area retakan.
- Refraktometer/SG: perbedaan densitas kecil jika volume bahan pengisi tinggi.
7. Label Etika Sertifikat GLI Lab
Pengungkapan pengobatan harus eksplisit, contohnya:
- “Emerald – Diolah dengan Minyak (Minor)”
- “Ruby – Kaca Timbal Terisi (Batu Komposit)”
- “Berlian – Kejernihan Ditingkatkan (Dibor Laser + Diisi)”
- “Jadeite Jade – Tipe B (Diimpregnasi Polimer)”
Kode umum:
CE – Peningkatan Kejernihan (Pengisian Fraktur / Penyembuhan Fluks / Pelumasan / Resin)
8. Kesimpulan GLI Lab
Clarity Enhancement (CE) adalah perawatan untuk meningkatkan kejernihan batu permata dengan mengisi celah atau fissure menggunakan minyak, resin, kaca, atau flux.
Jenis batu yang sering mengalami CE:
🟢 Emerald (oiling/resin)
🔴 Ruby (glass-filled / flux-healed)
🔵 Sapphire (glass-filled ringan)
⚪ Diamond (fracture-filled)
🟩 Jadeite (Type B polimer-impregnated)
Kode resmi GLI Lab:
“CE – Clarity Enhanced (Fissure Filling or Oiling Detected)”
Post Comment