Rekonstruksi / Komposit
Rekonstruksi / Komposit — atau dalam sistem klasifikasi internasional disebut Composite Gemstone .
Proses ini melibatkan penggabungan dua atau lebih bagian batu (alami, sintetis, atau kaca) menjadi satu kesatuan visual yang tampak seperti batu utuh.
Tujuannya bukan semata-mata mempercantik, tetapi menciptakan kembali bentuk dan warna batu yang tidak sempurna menjadi tampak ideal.
Berikut penjelasan resmi GLI Lab Indonesia , mencakup ilmu mineralogi, jenis batu yang sering direkonstruksi, metode deteksi, dan filosofi etikanya.
🧱 RC / CM – Rekonstruksi (Batu Permata Komposit)
Batu Permata yang Dibentuk dari Dua atau Lebih Material yang Digabungkan Secara Permanen untuk Menyerupai Batu Alami Utuh
(Kode GLI Lab Indonesia: RC/CM)
1. Definisi Ilmiah
Rekonstruksi (Reconstructed) adalah proses penggabungan fragmen batu permata alami atau sintetis dengan bahan perekat (seperti kaca, resin, atau lem optik) untuk membentuk satu batu baru yang tampak utuh.
Jika bagian-bagian tersebut memiliki jenis atau asal berbeda , hasil akhirnya disebut Composite Gemstone (CM) .
Label resmi GLI Lab:
“RC / CM – Reconstructed or Composite Gemstone.”
2. Tujuan Perlakuan
- Meningkatkan nilai tampilan dari potongan batu pecah, serpihan, atau batu kualitas rendah.
- Menghemat bahan alami yang terlalu kecil untuk dijadikan batu utuh.
- Meniru tampilan batu alami mahal (misalnya ruby atau emerald).
- Menghasilkan batu hibrida artistik (seperti triplet atau doublet opal).
3. Batu Permata yang Umum Mengalami Rekonstruksi / Komposit
A. Ruby (Ruby Komposit / Ruby Isi Kaca Timbal)
❤️ Ruby adalah case paling terkenal dalam kategori komposit modern.
Proses:
- Fragmen rubi alami kecil (sering hasil sisa tambang) disatukan dengan kaca timbal cair (kaca Pb–Si) pada suhu 900–1000°C.
- Kaca menyatukan pecahan batu delima dan menutup seluruh retakan.
- Setelah didinginkan, hasilnya tampak seperti ruby utuh dan jernih.
🧪 Ciri GLI Lab:
- Mikroskop: area “mozaik” antar pecahan terlihat jelas.
- Retakan besar berisi kaca berwarna pelangi.
- FTIR menunjukkan spektrum Pb–O dan Si–O.
- SG dan RI lebih rendah dari ruby murni.
Label GLI Lab:
“Ruby – Komposit (Bahan Ruby Alami Dikombinasikan dengan Kaca Timbal).”
💡 Catatan:
Ruby jenis ini termasuk kategori H(d) tetapi juga tercatat sebagai Composite Material (CM) bila volume kaca melebihi 50%.
B. Zamrud (Zamrud Isi Retakan/Zamrud Komposit)
💚 Banyak zamrud yang retak atau pecah dengan resin atau minyak hingga membentuk kembali potongan yang tampak utuh.
Proses:
- Fragmen zamrud disusun ulang, kemudian diisi resin optik transparan.
- Beberapa versi menggunakan kaca hijau (resin berwarna hijau).
🧪 Ciri GLI Lab:
- Pola penyaluran terlihat jelas di bawah mikroskop.
- FTIR menunjukkan puncak resin (C–H, C=O).
- Kadang-kadang warna seragam terlalu hijau karena pewarna pada resin.
Label GLI Lab:
“Emerald – Komposit (Dirakit Kembali dengan Resin dan Kaca).”
C. Opal (Opal Doublet & Triplet)
🌈 Opal adalah batu alami yang paling sering direkonstruksi secara artistik.
1. Opal Ganda
- Lapisan tipis opal asli (0,5–1 mm) direkatkan di atas batu dasar hitam (onyx, obsidian, atau kaca).
- Tujuan: memperkuat warna permainan cahaya ( play-of-color ).
Label GLI Lab:
“Opal Doublet – Lapisan Opal Alami yang Dirakit di Dasar Gelap.”
2. Opal Kembar Tiga
- Lapisan tengah opal alami + lapisan atas kaca / kubah kuarsa + dasar hitam.
- Hasilnya tampak sangat berwarna, tapi lebih ringan dan murah.
Label GLI Lab:
“Opal Triplet – Opal Alami yang Dirakit dengan Tutup Kaca dan Penyangga.”
🧪 Ciri GLI Lab:
- Perbatasan antar lapisan terlihat di sisi batu.
- Jika direndam udara, terkadang lapisan terpisah.
- Berat jenis lebih rendah dari opal padat alami.
D. Turquoise (Pirus yang Direkonstitusi)
🩵 Batu pirus yang rapuh atau serpihan kecil sering digiling, dicampur resin, lalu ditekan kembali menjadi padatan.
Proses:
- Fragmen kecil pirus + resin polimer dicetak ulang di bawah tekanan tinggi.
- Setelah digunakan, batu dipotong dan dipol seperti pirus alami.
🧪 Ciri GLI Lab:
- Warna biru terlalu seragam, pola urat ( matrix ) tampak buatan.
- FTIR menunjukkan puncak polimer kuat.
- SG dan RI lebih rendah dari pirus alami.
Label GLI Lab:
“Turquoise – Direkonstitusi dengan Pengikat Polimer.”
💡 Kadang-kadang disebut juga Pressed Turquoise atau Block Turquoise.
E. Lapis Lazuli dan Malachite
💙 Batu ini sering direkonstruksi dari serpihan batu alami + resin atau bubuk sintetis.
- Warna dan pola tampak alami, tetapi mikroskop menunjukkan batas antar butiran.
- Kadang-kadang disebut Composite Lapis atau Bonded Malachite.
Label GLI Lab:
“Lapis Lazuli – Komposit (Direkonstruksi dengan Resin).”
F. Amber dan Coral
🧡 Fragmen kecil amber atau coral sering dilelehkan / ditekan ulang menjadi bentuk baru ( pressed amber ).
- Warna cenderung lebih seragam.
- Kadang-kadang diberi lapisan tipis untuk menambah kilau.
Label GLI Lab:
“Amber – Bahan Amber Alami yang Ditekan/Direkonstruksi.”
4. Deteksi di Laboratorium GLI Lab
| Metode | Indikator Rekonstruksi/Komposit |
|---|---|
| Mikroskop 60–120× | Garis sambungan antar bagian (bond line) terlihat jelas. |
| Sel Imersi | Lapisan atau pola mozaik tampak pada batas optik. |
| FTIR / Raman | Resin puncak (C–H, C=O), kaca (Si–O), atau Pb–O. |
| Cahaya UV | Fluoresensi biru dari resin atau perekat. |
| EDXRF | Unsur campuran (Si, Pb, Na, Fe) yang tidak seharusnya ada pada batu asli. |
| SG / RI | Nilai lebih rendah atau bervariasi dibandingkan batu alami. |
5. Stabilitas dan Perawatan
- Komposit tidak bersuara batu alami.
- Hindari panas tinggi, asam, dan cairan pembersih ultrasonik.
- Jika retak, lapisan perekat bisa menguning atau memisahkan.
- Opal doublet/triplet tidak boleh direndam dalam air terlalu lama.
6. Nilai Pasar dan Etika
| Jenis Komposit | Contoh | Nilai Pasar | Status Etika |
|---|---|---|---|
| Rekonstruksi Alami (Fragmen batu asli) | Pirus yang Direkonstitusi, Amber yang Ditekan | Rendah – Menengah | Diterima bila diungkap |
| Komposit (Bahan campuran alami + kaca) | Kaca Timbal Ruby, Resin Zamrud | Rendah | Wajib label khusus |
| Rakitan (Lapisan batu berbeda) | Opal Doublet / Triplet | Menengah | Diterima bila dijelaskan |
| Permata Artistik Terikat | Lapis + Resin | Rendah | Diterima sebagai produk dekoratif |
Etika GLI Lab menegaskan:
“Batu komposit tetap bisa indah, asalkan keindahannya tidak lahir dari kesimpulan.”
7. Filosofi GLI Lab – “Keutuhan yang Diciptakan”
Dalam pandangan GLI Lab, rekonstruksi bukan tentang kepalsuan ,
melainkan tentang usaha manusia untuk memberi kehidupan baru pada fragmen alam.
Namun, keindahan sejati hanya muncul bila batas antara alam dan buatan tetap diakui.
“Batu komposit adalah kisah tentang pecahan-pecahan yang bersatu,
tetapi kebenaran tidak boleh terpampang dalam lem rahasia.”
— GLI Lab Indonesia 💎
Kode GLI Lab Resmi:
RC / CM – Batu Permata Rekonstruksi / Komposit
(Batu alami yang terbentuk dari gabungan dua atau lebih material — alami, sintetis, atau kaca — menggunakan perekat, resin, atau bahan lebur untuk menyerupai batu utuh.)
Post Comment