Heated (c)

H(c) — kode perlakuan gabungan yang kini semakin sering ditemukan di ruby ​​modern dari Mozambik dan Tanzania , di mana proses pemanasan dilakukan dengan bahan pelebur (flux) sekaligus elemen tambahan warna (additive element) .

Versi di bawah ini adalah standar resmi GLI Lab Indonesia , disusun dengan bahasa ilmiah, elegan, dan tetap disampaikan pada filosofi kejujuran dalam gemologi.


H(c) – Dipanaskan dengan Elemen Fluks & Aditif

Pemanasan dengan Bahan Pelebur dan Bahan Tambahan Warna (Gabungan H(a) + H(b))

(Kode GLI Lab Indonesia)


1. Definisi Ilmiah

H(c) adalah singkatan dari Heated with Flux and Additive Elements — yaitu proses pemanasan suhu tinggi (±1700–1850°C) pada batu permata alami dengan tambahan bahan pelebur (flux) serta unsur kimia aktif (Be, Cr, Fe, Ti, Pb, Si, dan lainnya) yang bekerja secara bersamaan untuk:

  • Menyembuhkan retakan alami (flux-healing)
  • Meningkatkan atau mengubah warna batu (difusi kimia)
  • Meningkatkan kejernihan dan nilai optik secara keseluruhan

Perlakuan ini adalah bentuk “kombinasi antara H(a) dan H(b)” , sering ditemukan pada ruby ​​dan sapphire modern.

Label resmi GLI Lab:
“H(c) – Dipanaskan dengan Elemen Fluks dan Aditif (Perlakuan Gabungan).”


2. Prinsip dan Tujuan

Dalam proses ini, dua mekanisme terjadi secara bersamaan:

  1. Flux-healing: bahan pelebur (boraks, timbal-borat, silika) mengisi celah dan menyatukan kembali retakan.
  2. Difusi kimia: unsur logam tertentu berdifusi (menyusup) ke dalam kisi kristal batu, memodifikasi warna.

Proses ini menghasilkan batu yang tampak lebih jernih, lebih stabil, dan memiliki warna lebih hidup , namun dengan struktur kimia yang telah sedikit berubah di permukaan.


3. Batu Permata yang Umum Mengalami H(c)


A. Ruby (Korundum Merah) – Kasus Paling Dominan

  • Ruby dari Mozambik, Songea (Tanzania), dan Madagaskar paling sering mengalami H(c) .
  • Retakan alami dibudidayakan dengan fluks, sementara unsur Cr (kromium), Fe (besi), atau Pb (timbal) digunakan untuk memperkuat rona merah.
  • Kadang Be (berilium) juga ikut bereaksi, menghasilkan warna merah muda ke jingga ( efek darah merpati ).
  • Lapisan warna baru sering hanya berada di sekitar permukaan atau fissure zone .

🧪 Ciri-ciri di Laboratorium GLI Lab:

  • Mikroskop: fissure tertutup kaca dengan “efek pelangi,” sering disertai “zona warna” di sekitar fissure.
  • FTIR: puncak Si–O dan Pb–O dari fluks, ditambah indikasi Be atau Fe.
  • LA–ICP–MS: peningkatan unsur berilium atau timbal di sekitar fisura.
  • Warna cenderung merah intens dengan sedikit rona jingga.

Label GLI Lab:

“Ruby Alami – Dipanaskan dengan Fluks dan Elemen Aditif (H(c)).”


B. Safir (Korundum Biru / Padparadscha)

  • Sapphire melukis atau kecokelatan kadang-kadang dipanaskan dengan flux + Ti/Fe/Be , menghasilkan warna biru atau oranye muda.
  • Proses ini menghasilkan efek optik mirip safir alami, namun warna sering terbatas di lapisan luar.
  • Banyak safir “Padparadscha” sintetis di pasar terbukti hasil H(c) .

🧪 Ciri GLI Lab:

  • Zona warna konsentris dekat permukaan.
  • Celah tertutup lapisan kaca tipis.
  • Indikasi unsur Ti–Fe–Be pada analisis kimia.
  • Label GLI Lab: “Safir – Dipanaskan dengan Elemen Fluks dan Aditif (H(c)).”

C. Spinel dan Tourmaline (Kasus Eksperimental)

  • Beberapa spinel atau turmalin sintetis pernah diuji dengan kombinasi fluks dan dopan (aditif) untuk menghasilkan warna tertentu.
  • Namun jarang digunakan secara komersial, hanya pada percobaan industri batu buatan.
  • Label GLI Lab: “Permata Eksperimental – Dipanaskan dengan Elemen Fluks dan Aditif (H(c)).”

4. Metode Deteksi di GLI Lab

MetodeIndikator H(c)
Mikroskop 60–120×Retakan tertutup flux + zona warna (color rim) di sekitar fissure.
Observasi ImersiLapisan warna permukaan, pusat batu lebih pucat.
FTIR / RamanKombinasi spektrum Si–O (fluks) dan Be–O / Fe–O (aditif).
EDXRF / LA–ICP–MSUnsur Pb, B, Be, atau Fe meningkat di area fisura.
UV–Vis–NIRPergeseran pita menyerap kromofor; warna tampak homogen tetapi intens.

5. Stabilitas dan Ketahanan

  • Warna hasil H(c) biasanya permanen , tidak pudar meski dipakai jangka panjang.
  • Namun lapisan flux tetap rentan terhadap bahan kimia keras (asam, pembersih ultrasonik).
  • GLI Lab mencatat hasil berdasarkan tingkat intensitas flux-healing dan kedalaman difusi elemen:
    • Minor H(c): hanya zona fisura kecil yang terisi.
    • Moderate H(c): warna dan fluks terlihat jelas.
    • Signifikan H(c): sebagian besar batu mempengaruhi (mendekati komposit).

6. Etika dan Nilai Pasar

  • H(c) adalah bentuk perlakuan kompleks dan harus diungkapkan dengan tegas .
  • Batu ini tetap disarankan sebagai Natural Treated Gemstone , bukan sintetis.
  • Nilainya berada di antara:
    • H(b) (Penyembuhan Fluks)
    • dan batu Komposit (Kaca Timah Berisi).
  • Di pasar internasional, ruby ​​​​H(c) masih diterima selama hasil laboratorium yang mencantumkan perlakuannya dengan jujur.

Etika GLI Lab:
“Perlakuan tidak meniadakan nilai, selama kebenaran tidak disembunyikan.”


7. Contoh Label Sertifikat GLI Lab

  • Ruby Alami – Dipanaskan dengan Elemen Fluks dan Aditif (H(c)).
  • Safir – Dipanaskan dengan Fluks dan Difusi Be (H(c)).
  • Ruby – Diolah, Disembuhkan dengan Fluks dengan Modifikasi Warna (H(c)).

8. Perbandingan Ilmiah

AspekHa)H(b)H(c)
Bahan TambahanUnsur pewarna (Be, Ti, Fe, Cr)Fluks pelebur (boraks, PbO)Keduanya
TujuanMengubah warnaMenyembuhkan retakanMenyembuhkan + mewarnai
Efek VisualWarna baru, intensLebih jernih, celah tertutupWarna lebih pekat & kejernihan meningkat
StabilitasPermanenStabil tapi rentan asamCukup stabil, tapi butuh perawatan
Nilai PasarMenengahSedang bawahMenengah, tergantung hasil visual
EtikaDiterima bila diungkapDiterima bila ringanWajib dilaporkan jelas (dual process)

9. Filosofi GLI Lab – “Cahaya dari Api dan Unsur”

Dalam pandangan GLI Lab, H(c) adalah kisah evolusi batu di tangan manusia —
bukan sekadar rekayasa, melainkan eksperimen untuk memahami rahasia warna bumi.

Ruby yang melalui api dan flux tidak kehilangan jiwa;
ia justru menjadi Saksi bahwa keindahan bisa lahir dari dua kekuatan: alam dan ilmu.

“Api memberi kehidupan baru, fluks menyembuhkan luka, dan elemen memberi warna pada cahaya.
Jika kejujuran tetap terjaga, maka keindahan itu sah untuk dikagumi.”

— GLILab Indonesia 🌹


Kode GLI Lab Resmi:
H(c) – Dipanaskan dengan Flux dan Elemen Aditif (Dual Process Treatment)
(Batu alami yang dipanaskan menggunakan bahan pelebur dan unsur kimia aktif untuk penyembuhan retakan serta peningkatan warna.)

Dengan pengalaman lebih dari puluhan tahun di industri batu permata , Muchlis Kumar K PG (IGS-USA) adalah seorang Gemologist Profesional bersertifikat dari International Gem Society (IGS), USA . Beliau berkomitmen memberikan standar analisis dan sertifikasi batu permata yang akurat, transparan, dan berintegritas tinggi untuk memastikan setiap batu permata yang diperiksa memiliki nilai dan keaslian yang dapat dipertanggungjawabkan. Kami menggunakan teknik pemeriksaan ilmiah terkini dan peralatan berteknologi modern berstandar internasional , guna memastikan hasil identifikasi batu permata yang presisi, obyektif, dan terpercaya .

Post Comment