Uji Keaslian Batu Ruby dengan Tetesan Air — Mitos atau Fakta?

Di dunia gemologi, banyak beredar metode-metode sederhana yang diklaim bisa membedakan batu asli dan palsu. Salah satunya adalah “uji tetesan air” pada batu Ruby (Mirah Delima). Katanya, jika Air yang diteteskan di permukaan batu tidak cepat menyebar atau tetap berbentuk bulat, maka batu tersebut dianggap asli. Namun benarkah metode ini bisa dijadikan acuan ilmiah?

1. Asal usul Mitos Uji Tetesan Air

Metode ini sebenarnya muncul dari pengamatan kasat mata terhadap kilau dan permukaan batu permata alami . Batu alami seperti Ruby memiliki kilau yang baik dan terkadang terasa “licin” saat disentuh, sehingga Air bisa tampak sedikit menahan bentuk tetesannya. Namun, efek ini tidak hanya dimiliki oleh Ruby asli — banyak bahan sintetis, imitasi kaca, bahkan permata buatan laboratorium juga dapat menunjukkan reaksi yang sama.

Artinya, hasil dari uji ini tidak dapat dijadikan dasar ilmiah untuk menentukan keaslian sebuah batu.


2. Mengapa Uji Air Tidak Akurat

Secara ilmiah, keaslian batu Ruby tidak dapat ditentukan hanya dengan pengamatan fisik sederhana. Uji tetesan Air tidak mengukur sifat optik, berat jenis, maupun struktur internal batu , yang justru merupakan faktor utama dalam identifikasi gemologis.

Beberapa hal yang menyebabkan uji air tidak akurat antara lain:

  • Permukaan batu yang dipoles dengan baik (baik asli maupun sintetis) akan memiliki sifat menolak air yang mirip.
  • Lapisan pelapis pada batu imitasi bisa membuat tetesan air tetap bulat, meniru efek pada batu asli.
  • Tidak ada nilai kuantitatif dari hasil pengujian ini — semua hanya berdasar pengamatan subyektif.

Dengan kata lain, uji tetesan air hanyalah uji tradisional tanpa dasar ilmiah .


3. Cara Ilmiah untuk Menguji Keaslian Ruby

Di dunia laboratorium gemologi profesional seperti GLI Lab (GEMS Lab) , pengujian keaslian Ruby dilakukan dengan pendekatan ilmiah dan alat khusus. Beberapa parameter penting yang diuji antara lain:

  • RI (Indeks Bias) : Mengukur indeks bias cahaya yang masuk ke batu. Ruby alami memiliki nilai khas RI sekitar 1.760–1.770 .
  • SG (Specific Gravity) : Menentukan berat jenis batu. Ruby memiliki SG sekitar 3.97–4.05 .
  • Pemeriksaan Inklusi (Fitur Internal) : Mengamati karakteristik alami seperti jarum rutile (“sutra”), pola pertumbuhan, atau gelembung gas.
  • Uji UV (Ultraviolet Reaction) : Ruby alami dan sintetis menunjukkan reaksi berbeda di bawah sinar UV panjang dan pendek.
  • Pemeriksaan dengan Mikroskop Gemologi & Polariscope : Untuk mendeteksi pola pertumbuhan alami dan strain optik.

Hasil dari kombinasi berbagai uji ini memberikan identifikasi pasti apakah Ruby tersebut alami, sintetis, atau imitasi .


4. Kesimpulan

Uji keaslian batu Ruby tidak bisa dilakukan hanya dengan tetesan air . Meskipun mudah dan sering digunakan oleh masyarakat awam, metode ini tidak memiliki dasar ilmiah dan tidak akurat.
Untuk hasil yang akurat, pengujian harus dilakukan di laboratorium gemologi terpercaya menggunakan instrumen profesional dan metode standar internasional.

Di GEMS Lab Indonesia (GLI Lab) , setiap batu diuji berdasarkan data, fisik, dan struktur internal , memastikan setiap laporan keaslian memiliki dasar ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.


Jadi, jika ada yang mengatakan Ruby bisa diuji dengan air — penjelasan: tidak bisa!
Keaslian batu hanya bisa dibuktikan dengan ilmu dan di dukung peralatang gemology yg memadai,

Dengan pengalaman lebih dari puluhan tahun di industri batu permata , Muchlis Kumar K PG (IGS-USA) adalah seorang Gemologist Profesional bersertifikat dari International Gem Society (IGS), USA . Beliau berkomitmen memberikan standar analisis dan sertifikasi batu permata yang akurat, transparan, dan berintegritas tinggi untuk memastikan setiap batu permata yang diperiksa memiliki nilai dan keaslian yang dapat dipertanggungjawabkan. Kami menggunakan teknik pemeriksaan ilmiah terkini dan peralatan berteknologi modern berstandar internasional , guna memastikan hasil identifikasi batu permata yang presisi, obyektif, dan terpercaya .

Post Comment